Sampai saat ini, Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) serta tiga cabangnya (Kebun Raya
Cibodas,Purwodadi, dan Bedugul Bali) baru mengoleksi 20 % total jenis
tumbuhan yang ada di Indonesia. Koleksi anggrek kurang dari 5 % yang
ada di Kawasan Timur Indonesia. Untuk jenis durian saja, Indonesia
memiliki puluhan jenis, talas ada 700-an jenis, yang semuanya sangat
potensial untuk dikembangkan. Menurut data base yang ada, terdapat 2
juta spesies tumbuhan di dunia dan 60%nya ada di Indonesia. Pemerintah
kini terus berupaya untuk menyelamatkan berbagai kekayaan Sumbar Daya
Alam berupa tumbuhan langka yang bermanfaat bagi manusia melalui usaha
memperbanyak kebun raya, taman nasional, cagar alam dan daerah-daerah
konservasi di seluruh Indonesia.
(Sumber: Pusat Konservasi Tumbuhan-Kebun Raya Bogor, 2003)
(Sumber: Pusat Konservasi Tumbuhan-Kebun Raya Bogor, 2003)
Tidak bisa dibayangkan banyaknya jenis tumbuh-tumbuhan atau flora di
dunia ini. Sampai saat inipun banyak kalangan ilmuwan yang
berpendapat bahwa belum semua jenis flora yang ada di bumi telah
dikenali. Seperti halnya hewan, jenis-jenis flora sangat ditentukan
oleh lingkungan spesifiknya yang disebut juga sebagai habitat. Dengan
bantuan manusia, beberapa diantara tumbuh-tumbuhan ini tersebar luas ke
berbagai belahan bumi, sehingga ada jenis yang bisa ditemui di banyak
negara, dan adapula yang hanya dapat ditemui di habitat asalnya.
Kerusakan lingkungan yang terjadi telah menghancurkan banyak
habitat-habitat tumbuhan yang menyebabkan punahnya jenis-jenis tumbuhan
tertentu, sehingga turut mempengaruhi kehidupan hewan dan penduduk
yang tinggal diatasnya.
Berikut ini merupakan sebagian dari tanaman khas yang terdapat di propinsi-propinsi di Indonesia :
No | Propinsi | Jenis tanaman |
1 | Nanggroe Aceh Darussalam | Cempaka Kuning (Michelia champaca) |
2 | Sumatera Utara | Aghatis (Agathis borneensis) |
3 | Sumatera Barat | Kayu Manis (Cinnamomum burmani) |
4 | Riau | Sapu Tangan (Manilca schefferi) |
5 | Jambi | Pinang Merah (Areca catechu) |
6 | Jawa Timur | Nyamplung (Calophylum inophyllum) |
7 | Bangka Belitung | Puspa (Schima wallichii) |
8 | Bengkulu | Waru (Hibiscus tiliaceus) |
9 | Sumatera Selatan | Duku (Lansium domesticum) |
10 | Lampung | Pulai (Alstonia scholaris) |
11 | Banten | Melinjo (Gnetum gnemon) |
12 | DKI Jakarta | Menteng (Baccaurea racemosa) |
13 | Jawa Barat | Sempur (Dillenia aurea) |
14 | Jawa Tengah | Kepel (Stelechocarpus burahol) |
15 | D.I. Yogyakarta | Mundu (Garcia dulcis) |
16 | Bali |
|
17 | Nusa Tenggara Barat | Gaharu (Aquilaria malaccensis) |
18 | Nusa Tenggara Timur | Ketapang (Terminalia catappa) |
19 | Kalimantan Timur | Meranti (Shorea sp) |
20 | Kalimantan Selatan | Saga (Adenanthera pavonina) |
21 | Kalimantan Tengah |
|
22 | Kalimantan Barat | Sawo Kecik (Manilkara kauki) |
23 | Sulawesi Utara | Cengkeh (Eugenia aromatica) |
24 | Sulawesi Tengah | Eboni (Diospyros celebica) |
25 | Sulawesi Selatan | Mahoni (Swietania macrophylla) |
26 | Sulawesi Tenggara | Jati (Tectona grandis) |
27 | Gorontalo |
|
28 | Maluku |
|
29 | Maluku Utara | Kayu Putih (Melaleuca leucadendra) |
30 | Papua | Matoa (Pometia pinnata) |