Pages

Subscribe:

Jumat, 27 Januari 2012

Perbedaan Rafflesia Arnoldii dan Bunga Bangkai

Rafflesia arnoldii dan Bunga Bangkai (Amorphpophallus titanium) merupakan dua jenis tanaman yang berbeda. Meski oleh masyarakat terkadang kedua jenis tanaman ini dianggap sama bahkan saling tertukar. Saya sendiri sempat mendengar seorang guru Sekolah Dasar yang mengatakan di depan murid-muridnya bahwa bunga Bangkai adalah Rafflesia.
Memang Rafflesia dan Bunga Bangkai (Suweg Raksasa) sama-sama memiliki ukuran besar (raksasa) dan mengeluarkan bau yang busuk. Namun antara Raflesia dan Bungan Bangkai (Amorphpophallus titanium) memiliki perbedaan pada klasifikasi biologi, bentuk, warna, cara hidupnya, dan siklus hidupnya.
RAFFLESIA
rafflesia arnoldii
Rafflesia adalah genus tumbuhan bunga parasit. Ia ditemukan di hutan hujan Indonesia oleh seorang pemandu dari Indonesia yang bekerja untuk Dr. Joseph Arnold tahun 1818, dan dinamai berdasarkan nama Thomas Stamford Raffles, pemimpin ekspedisi itu. Ia terdiri atas kira-kira 27 spesies (termasuk empat yang belum sepenuhnya diketahui cirinya seperti yang dikenali oleh Meijer 1997), semua spesiesnya ditemukan di Asia Tenggara, di semenanjung Malaya, Kalimantan, Sumatra, dan Filipina. Tumbuhan ini tidak memiliki batang, daun ataupun akar yang sesungguhnya.
Rafflesia merupakan endoparasit pada tumbuhan merambat dari genus Tetrastigma (famili Vitaceae), menyebarkan haustoriumnya yang mirip akar di dalam jaringan tumbuhan merambat itu. Satu-satunya bagian tumbuhan Rafflesia yang dapat dilihat di luar tumbuhan inangnya adalah bunga bermahkota lima. Pada beberapa spesies, seperti Rafflesia arnoldii, diameter bunganya mungkin lebih dari 100 cm, dan beratnya hingga 10 kg. Bahkan spesies terkecil, Rafflesia manillana, bunganya berdiameter 20 cm. Rafflesia yang banyak dikenal masyarakat adalah jenis rafflesia arnoldii. Jenis ini hanya tumbuh di hutan sumatera bagian selatan, terutama Bengkulu.
Ciri utama yang membedakan rafflesia dengan bunga bangkai secara awam adalah bentuknya yang melebar (bukan tinggi) dan berwarna merah. Ketika mekar, bunga ini bisa mencapai diameter sekitar 1 meter dan tinggi 50 cm. Bunga rafflesia tidak memiliki akar, tangkai, maupun daun. Bunganya memiliki 5 mahkota. Di dasar bunga yang berbentuk gentong terdapat benang sari atau putik, tergantung jenis kelamin bunga. keberadaan putik dan benang sari yang tidak dalam satu rumah membuat prosentase pembuahan yang dibantu oleh serangga lalat sangat kecil, karena belum tentu dua bunga berbeda kelamin tumbuh dalam waktu bersamaan di tempat yang berdekatan. Masa pertumbuhan bunga ini memakan waktu sampai 9 bulan, tetapi masa mekarnya hanya 5-7 hari. Setelah itu rafflesia akan layu dan mati.
Sampai saat ini Rafflesia tidak pernah berhasil dikembangbiakkan di luar habitat aslinya kecuali Rafflesia patma yang berhasil hidup da mekar di Kebun Raya Bogor dan apabila akar atau pohon inangnya mati, Raflesia akan ikut mati. Oleh karena itu Raflesia membutuhkan habitat hutan primer untuk dapat bertahan hidup.
Sedikit informasi, selama 200-an tahun tumbuh-tumbuhan dari genus Rafflesiaceae sulit diklasifikasikan karena karakteristik tubuh yang tidak umum. Berdasarkan penelitian DNA oleh para ahli botani di Universitas Harvard baru-baru ini, rafflesia dimasukkan ke dalam family Euphorbiaceae, satu keluarga dengan pohon karet dan singkong. Tapi hal ini masih belum terpublikasi dengan baik.
Beberapa jenis Rafflesia (di Indonesia); Rafflesia arnoldii (endemik di Sumatra Barat, Bengkulu, dan Aceh), R. borneensis (Kalimantan), R. cilliata (Kalimantan Timur), R. horsfilldii (Jawa), R. patma (Nusa Kambangan dan Pangandaran), R. rochussenii (Jawa Barat), dan R. contleyi (Sumatra bagian timur).
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Magnoliopsida; Ordo: Malpighiales; Famili: Rafflesiaceae; Genus: Rafflesia;
BUNGA BANGKAI
Selain rafflesia, bunga raksasa lain yang dikenal masyarakat adalah bunga bangkai atau suweg raksasa Titan Arum (Amorphpophallus titanium). Jenis ini hanya endemik tumbuh di kawasan hutan di Sumatera.
Bunga-bangkaiBerbeda dengan rafflesia, bunga bangkai titan arum ini berwarna krem pada bagian luar dan pada bagian yang menjulang. Sedangkan mahkotanya berwarna merah ke-ungu-an. Sekilas bentuknya saat mekar terlihat seperti bunga terompet. Bila rafflesia hanya melebar, bunga bangkai tumbuh menjulang tinggi. Ketinggian bunga bangkai jenis amorphophallus titanium ini bisa mencapai sekitar 4 m dengan diameter sekitar 1,5 m.
Bunga bangkai ini termasuk tumbuhan dari suku talas-talasan (araceae). Merupakan tumbuhan dengan bunga majemuk terbesar di dunia. Berbeda dengan rafflesia yang tidak dapat tumbuh di daerah lain, bunga bangkai dapat di budi daya. bila rafflesia parasit pada tumbuhan rambat, bunga bangkai tumbuh di atas umbi sendiri.
Bunga ini mengalami 2 fase dalam hidupnya yang muncul secara bergantian dan terus menerus, yaitu fase vegetatif dan generatif. Pada fase vegetatif, di atas umbi akan muncul batang tunggal dan daun yang sekilas mirip dengan pohon pepaya. Tinggi pohonnya bisa mencapai 6 m. Setelah beberapa tahun, organ generatifnya akan layu kecuali umbinya. Apabila lingkungan mendukung, dan umbinya memenuhi syarat pohon ini akan digantikan dengan tumbuhnya bunga bangkai. Tumbuhnya bunga majemuk yang menggantikan pohon yang layu merupakan fase generatif tanaman ini.
Bunga baru bisa tumbuh bila umbinya memiliki berat minimal 4 kg. Bila cadangan makanan dalam umbi kurang atau belum mencapai berat 4 kg, maka pohon yang layu akan di gantikan oleh pohon baru.
Selain itu, bunga bangkai merupakan tumbuhan berumah satu dan protogini, dimana bunga betina reseptif terlebih dahulu, lalu diikuti masaknya bunga jantan, sebagai mekanisme untuk mencegah penyerbukan sendiri. Bau busuk yang dikeluarkan oleh bunga ini, seperti pada rafflesia, berfungsi untuk menarik kumbang dan lalat penyerbuk bagi bunganya. Setelah masa mekarnya (sekitar 7 hari) lewat, bunga bangkai akan layu. Dan akan kembali melewati siklusnya, kembali ke fase vegetatif, dimana akan tumbuh pohon baru di atas umbi bekas bunga bangkai.
Apabila selama masa mekarnya terjadi pembuahan, maka akan terbentuk buah-buah berwarna merah dengan biji pada bagian bekas pangkal bunga. Biji-biji ini bisa ditanam menjadi pohon pada fase vegetatif. Biji-biji inilah yang sekarang dibudidayakan.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Liliopsida; Ordo: Alismatales; Famili: Araceae; Genus: Amorphophallus; Spesies: A. titanum; Nama binomial: Amorphophallus titanum (Becc.) Becc. ex Arcang

Mengenal Bunga Bangkai (Amorphophallus) dan Jenis Macamnya

Bunga bangkai atau suweg adalah sekelompok tumbuhan dari genus Amorphophallus yang merupakan anggota dari famili dari Araceae (tals-talasan). Jenis yang paling dikenal dari bunga bangkai (Amorphophallus) adalah bunga bangkai raksasa atau suweg raksasa atau titan arum yang mempunyai nama latin Amorphophallus titanum dan Amorphophallus gigas atau Sumatera Giant Amorphophallus. Amorphophallus titanum memegang rekor sebagai bunga dengan struktur perbungaan tertinggi di dunia di susul Amorphophallus gigas diurutan kedua.
Karena keawaman kita sering kali menganggap bunga bangkai sebagai satu spesies (jenis) saja padahal bunga raksasa dan tertinggi ini terdiri atas sekitar 170 spesies di seluruh dunia. Yang lenbih parah, tidak sedikit yang menyamakan bunga bangkai dengan bunga Rafflesia. Padahal antara Amorphophallus dan Rafflesia adalah dua bunga yang berbeda meskipun sama-sama berukuran raksasa dan mengeluarkan bau busuk. Perbedaan bunga bangka dengan rafflesia dapat dibaca di artikel saya tentang Perbedaan Rafflesia Arnoldii dan Bunga Bangkai.
Mengenal Ciri Bunga Bangkai (Amorphophallus). Bunga bangkai dalam bahasa latin disebut Amorphophallus yang berasal dari bahasa Yunani Kuno “Amorphos” yang berarti “cacat, tanpa bentuk” dan “phallos” yang berarti “penis”.
Bunga bangkai raksasa atau titan arum (Amorphophallus titanum)
Bunga bangkai (Amorphophallus) merupakan tumbuhan khas dataran rendah yang tumbuh di daerah beriklim tropis dan subtropis mulai dari kawasan Afrika barat hingga ke Kepulauan Pasifik termasuk di Indonesia. Sebagian besar, bunga bangkai merupakan spesies endemik.
Bunga bangkai yang merupakan tumbuhan dengan bunga majemuk terbesar dan tertinggi di dunia ini termasuk tanaman dari suku talas-talasan (araceae) dengan bentuk dan ukuran umbi yang bervariasi pada setiap jenisnya.
Bunga bangkai (Amorphophallus) mengalami dua fase dalam hidupnya yang berlangsung secara bergantian dan terus menerus, yakni fase vegetatif dan fase generatif. Pada fase vegetatif di atas umbi bunga bangkai tumbuh batang tunggal dan daun yang mirip daun pepaya. Hingga kemudian batang dan daun menjadi layu menyisakan umbi di dalam tanah.
Apabila kondisi memungkinkan, fase vegetatif akan disusul dengan fase generatif yakni munculnya bunga majemuk yang menggantikan batang dan daun yang layu tadi. Kedua fase ini kan terjadi berulang dan terus menerus.
Saat bunga bangkai mengalami fase generatif (mekarnya bunga), bunga tertinggi ini mengeluarkan bau menyengat seperti bau bangkai. Bau busuk ini berfungsi sebagai pemikat bagi lalat dan kumbang yang mana serangga-serangga tersebut akan berkontribusi dalam proses penyerbukan. Apabila selama masa mekarnya terjadi pembuahan, maka akan terbentuk buah-buah berwarna merah dengan biji pada bagian bekas pangkal bunga. Dan bunga bangkai kemudian kembali memasuki fase vegetatif.
Mengenal Macam Jenis Bunga Bangkai (Amorphophallus). Terdapat sekitar 170 spesies bunga bangkai di seluruh dunia. Spesies yang terkenal di Indonesia diantaranya adalah:
  • Amorphophallus titanum (Bunga bangkai raksasa, Titan arum, suweg raksasa)
  • Amorphophallus gigas (Amorphophallus raksasa sumatera)
  • Amorphophallus decussilvae (Bunga bangkai jangkung, bunga bangkai jawa barat)
  • Amorphophallus beccarii; Amorphophallus campanulatus (Suweg); Amorphophallus oncophyllus (iles-iles, porang, ileus)
Bunga bangkai (Amorphophallus bulbifer)
Selain itu masih terdapat macam spesies bunga bangkai lainnya seperti: aberrans; A. abyssinicus (Indian Turnip); A. albispathus; A. albus; A. amygdaloides; A. andranogidroensis; A. angolensis; A. angulatus; A. angustispathus; A. ankarana; A. annulifer; A. antsingensis; A. aphyllus; A. asper; A. asterostigmatus (Voodoo Lily); A. atrorubens; A. atroviridis; A. bankokensis; A. bannanensis; A. barthlottii; A. baumannii; A. bequaertii; A. bonaccordensis; A. borneensis; A. boyceanus.
A. brachyphyllus; A. bufo; A. bulbifer (Corpse Flower); A. bulbifera; A. calabaricus; A. campanulatus; A. canaliculatus; A. carneus; A. cerneus; A. chlorospathus; A. cicatricifer; A. cirrifer; A. coaetaneus; A. consimilis; A. corrugatus (Snake Palm); A. curvistylis; A. dactylifer; A. declinatus; A. discophorus; A. dracontioides; A. dunnii (Voodoo Lily); A. dzui; A. eburneus; A. echinatus; A. eichleri (Voodoo Lily); A. elatus; A. elegans; A. excentricus; A. fallax; A. forbesii; A. fuscus; A. galbra; A. gallaensis; A. gallowayi; A. glaucophyllus; A. gliruroides; A. glossophyllus; A. goetzei; A. gomboczianus; A. gracilior; A. gracilis; A. haematospadix; A. harmandii; A. hayi; A. henryi (Taiwan Amorphophallus); A. hewittii (Giant Voodoo Lily); A. hildebrandtii; A. johnsonii; A. maximus; A. rhizomatosus; A. venustus; dll.
Semoga membuka wawasan kita akan kekayaan alam indonesia dan menyadarkan kita bahwa Indonesia memeliki keanekaragaman hayati yang tinggi termasuk dalam mengenal macam jenis bunga bangkai (Amorphophallus).
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Liliopsida; Ordo: Alismatales; Famili: Araceae; Genus: Amorphophallus; Spesies: (lihat artikel)
Referensi dan gambar: zipcodezoo.com

Ciri-ciri tumbuhan Anggrek Hitam

Anggrek hitam adalah salah satu spesies anggrek yang dilindungi di Indonesia karena terancam kepunahan di habitat aslinya. Anggrek hitam yang dalam bahasa latin disebut Coelogyne pandurata merupakan flora identitas (maskot) propinsi Kalimantan Timur. Populasi anggrek hitam (Coelogyne pandurata) di habitat asli (liar) semakin langka dan mengalami penurunan yang cukup drastis karena menyusutnya luas hutan dan perburuan untuk dijual kepada para kolektor anggrek.
Anggrek hitam (Coelogyne pandurata), sebagaimana namanya, mempunyai ciri khas pada bunganya yang memiliki lidah (labellum) berwarna hitam. Anggrek langka ini dalam bahasa Inggris disebut sebagai “Black Orchid”. Sedangkan di Kalimantan Timur, Anggrek Hitam yang langka ini mempunyai nama lokal “Kersik Luai”.
Meskipun Anggrek hitam identik dengan Kalimantan tetapi jenis anggrek ini selain di hutan liar Kalimantan juga tumbuh liar di Sumatera, Semenanjung Malaya dan Mindanao, Pulau Luzon dan Pulau Samar Filipina.
Ciri-ciri Angrrek Hitam. Jenis anggrek ini dinamakan Anggrek hitam lantaran memiliki lidah (labellum) berwarna hitam dengan sedikit garis-garis berwarna hijau dan berbulu. Jumlah bunga dalam tiap tandan antara 1 hingga 14 kuntum atau lebih. Garis tengah tiap bunga sekitar 10 cm. Daun Kelopak berbentuk lanset, melancip, berwama hijau muda, panjang 5 – 6 cm, lebar 2 -3 cm. Daun mahkota berbentuk lanset melancip berwarna hijau muda bibir menyerupai biola, tengah-tengahnya terdapat 1 alur, pinggirnya mengeriting, berwama hitam kelam atau coklat tua.
Daun Anggrek hitam berbentuk lonjong berwarna hijau dengan panjang berkisar antara 40 – 50 cm dan lebar antara 2 -10 cm. Sedangkan buah Anggrek hitam berbentuk jorong dengan panjang sekitar 7 cm dan lebar antara 2 – 3 cm. Dari keseluruhan bunga tidak banyak yang menjadi buah.
Ciri khas anggrek hitam lainnya yang membedakan dengan jenis anggrek lainnya adalah mengeluarkan bau semerbak. Biasanya tanaman itu mekar pada Maret sampai Juni. Anggrek hitam sebagaimana anggrek pada umumnya, tumbuh menumpang pada tumbuhan lain (epifit). Biasanya anggrek langka ini menempel pada pohon tua yang hidup di daerah pantai atau rawa.
Anggrek hitam (Coelogyne pandurata) tumbuh di tempat teduh. Umumnya jenis anggrek yang menjadi fauna identitas Kalimantan Timur ini tumbuh di dataran rendah pada pohon-pohon tua, di dekat pantai atau di daerah rawa dataran rendah yang cukup panas dan dekat sungai-sungai di hutan basah.
Tanaman yang epifit (hidup menumpang di tumbuhan lain) ini berkembang biak dengan dengan biji. Namun Anggrek hitam juga dapat dikembangbiakkan dengan cara memisahkan umbi semunya.
Anggrek Hitam Liar yang Makin Kelam. Populasi anggrek hitam (Coelogyne pandurata) di habitatnya yang liar semakin hari semakin langka. Meskipun menurut PP Nomor 7 Tahun 1999 anggrek ini dilindungi dan dilarang diperdagangkan bebas (kecuali hasil penangkaran), namun perburuan yang dilakukan untuk mengambil dan menjual jenis anggrek ini ke kolektor anggrek tidak kunjung mereda.
Selain itu, mulai beralihnya fungsi hutan untuk perkebunan dan pemukiman serta terjadinya kebakaran hutan yang terjadi tiap tahun semakin membuat populasi Anggrek hitam di alam liar semakin terancam kepunahan.
Mungkin para pecinta dan kolektor anggrek sebelum membeli Anggrek hitam musti teliti, apakah anggrek hitam yang dibeli itu hasil penangkaran atau hasil perburuan dari alam liar. Meskipun banyak pecinta anggrek yang mengoleksi Anggrek hitam, tetapi kepunahan spesies ini di alam bebas tetap merupakan kerugian yang besar bagi biodeversity Indonesia. Jangan sampai para pecinta anggrek justru menjadi penyebab utama kepunahan Anggrek hitam di alam liar.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Liliopsida; Ordo: Asparagales; Famili: Orchidaceae; Genus: Coelogyne; Spesies: Coelogyne pandurata; Nama binomial: Coelogyne pandurata
Referensi: zipcodezoo.com/Plants/C/Coelogyne_pandurata/
Gambar: www.anggrek.org/coelogyne-pandurata.html;

Anggrek Tebu (Grammatophyllum speciosum) Anggrek Terbesar

Anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) merupakan anggrek terbesar, paling besar dan paling berat diantara jenis-jenis anggrek lainnya. Dalam satu rumpun dewasa, anggrek tebu dapat mencapai berat lebih dari 1 ton dan mempunyai panjang malai hingga 3 meter dengan diameter malai sekitar 1,5-2 cm. Itulah sebabnya tanaman ini layak menyandang predikat sebagai anggrek terbesar dan terberat atau anggrek raksasa.
Anggrek tebu sering disebut juga sebagai anggrek macan (meskipun rancu Grammatophyllum scriptum yang memiliki nama serupa), anggrek harimau, dan anggrek ratu. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Sugar Cane Orchid, Giant Orchid, atau Queen of the Orchids. Dalam bahasa latin (nama ilmiah) anggrek tebu disebut sebagai Grammatophyllum speciosum yang bersinonim dengan Grammatophyllum cominsii (Rolfe 1891), G. fastuosum (Lindl. & Paxton 1851 & Paxton 1851), G. giganteum (Rchb ex Blume. 1877), G. macranthum (Rchb. 1862), G. pantherinum (Rchb. 1878), G. pantherinum (Rchb.f 1878), G. papuanum (JJ Sm.), G. sanderianum (hort. 1893), G. wallisii (Rchb. 1877),Pattonia macrantha (Wight 1852).
Ciri-ciri. Ciri utama anggrek tebu adalah ukurannya yang besar. Malai dapat tumbuh mencapai ketinggian 2,5 – 3 meter dengan diameter sekitar 1,5-2 cm. Dalam setiap malai bisa memiliki puluhan, bahkan mencapai seratus kuntum bunga yang masih-masing bunga berdiameter sekitar 10 cm. Sosok batangnya ini memang mirip dengan tebu lantaran itu kemudian anggrek ini terkenal sebagai anggrek tebu.
Bunga anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) berwarna kuning dengan bintik-bintik berwarna coklat, merah atau merah kehitam-hitaman. Bunga anggrek tebu tahan lama dan tidak mudah layu. Meskipun telah dipotong dari batangnya bunga raksasa yang super besar dan berat ini mampu bertahan 2 bulan.
Persebaran dan Konservasi. Tanaman anggrek tebu tersebar secara alami mulai dari Myanmar, Thailand, Laos, Vietnam, Malaysia, Indonesia, hingga New Guinea. Di Indonesia anggrek tebu tersebar ulai dari pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku, hingga Papua.
Tanaman bunga anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) tumbuh di sela-sela atau pangkal pohon besar di daerah dataran rendah yang beriklim tropis. Anggrek tebu membutuhkan sinar matahari langsung.
Keunikan dan langkanya tanaman anggrek terbesar dan terberat ini membuat anggrek tebu menjadi salah satu anggrek yang dilindungi di Indonesia.
Diantara sobat, terutama pecinta anggrek, ada yang telah membudidayakan jenis anggrek tebu ini?
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae Divisi: Magnoliophyta Kelas: Liliopsida Ordo: Asparagales Famili: Orchidaceae Subfamili: Epidendroideae Suku: Cymbidieae Genus: Grammatophyllum Spesies: Grammatophyllum speciosum.
Nama Binomial: Grammatophyllum speciosum ( Blume 1825). Nama Indonesia: Anggrek tebu

Ciri-ciri tumbuhan Kaktus, Kantong Semar dan Bunga Teratai

Tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup yang mana memiliki ciri-ciri yang berbeda antara tumbuhan satu dan tumbuhan lainnya. Ciri-ciri khusus dari tumbuhan digunakan untuk beradaptasi dengan lingkungannya, mempertahankan diri dari bahaya  dan sebagainya.
Dibawah ini merupakan ciri-ciri khusus pada beberapa tumbuhan:
a. Kantong semar, venus, dan rafflesia
Tumbuhan ini merupakan tumbuhan pemakan serangga dengan ciri-ciri khusus:
- Kantong semar dan venus memiliki cairan pada bagian daun unutk menarik perhatian dan menjebak serangga untuk dimangsanya.
- Bunga rafflesia memiliki ciri dengan baunya yang sangat busuk seperti bangkai, hal ini terjadi karena bunga raflesia ingin menarik perhatian lalat untuk membantu melakukan penyerbukan.
b. Bunga teratai (tumbuhan air)
Bunga teratai merupakan tumbuhan yang hidup di air atau lumpur yang tergenang air. Tumbuhan ini memiliki ciri-ciri daun yang lebar dan tipis untuk memperbesar proses penguapan air dari dalam tubuhnya. Kandungan air yang terlalu banyak dibuang melalui penguapan daun agar bunga teratai tidak busuk meskipun hidup di air. Daun yang tipis juga merupakan salah satu cara supaya gaun teratai tetap terapung di atas air. Batang dari bunga teratai ini memiliki rongga yang berfungsi untuk jalan keluar udara dan menjadikan teratai tetap terapung di air. Akar teratai yang panjang mampu menambatkan diri dengan kuat di dalam lumpur dasar air untuk menahan teratai dari hempasan arus air.
c. Kaktus (tumbuhan gurun)
Tumbuhan kaktus merupakan tumbuhan yang habitatnya ada di gurun, dimana tumbuhan ini memiliki ciri-ciri dengan daun yang berbentuk duri. Duri ini berfungsi untuk mengurangi proses penguapan air dari dalam tubuhnya. Disamping berduri, kaktus juga memiliki batang yang besar dan menggembung untuk penyimpanan cadangan air serta berklorofil, sehingga dapat dijadikan tempat untuk ber fotosintesis. Selain itu kaktus juga memiliki akar yang umumnya panjang untuk mencari air sebanyak mungkin.

TANAMAN HIAS BAGI KESEHATAN

Teratai kini banyak dijumpai di kota-kota besar baik yang ditanam di dalam pot, jambangan, maupun di kolam taman. Utamanya orang terutama di perkotaan menggunakan tanaman air teratai ini adalah sebagai tanaman hias guna menambah keindahan pekarangan rumah atau pertamanan. Di perdesaan pun teratai sudah lama banyak ditanam terutama di kolam-kolam yang berguna katanya selain untuk hiasan kolam, juga untuk makanan ikan terutama ikan gurame. 
 

Biasanya tanaman Teratai ditanam sebagai penghias kolam. Sosoknya yang cantik dapat memperindah taman di bbppl-teratai2.jpgrumah-rumah mewah. Terlebih pada saat bunganya bermekaran, semakin menyemarakkan suasana. Tetapi, mungkin saja diantara kita belum tahu bahwa si cantik ini dapat diolah menjadi makanan lezat dan berkhasit bagi kesehatan guna menyembuhkan berbagai penyakit.
 
Pada jaman dulu, keagungan teratai selalu dikaitkan dengan upacara-upacara ritual. Pemeluk Hindu mem­persembahkan teratai ungu atau biru lembayung kepada Dewa Wisnu, teratai merah kepada Brahma, dan teratai putih kepada Syiwa. Masyarakat Budhapun menganggap bunga ini sebagai lambang kesucian. Hal ini tercermin dalam berbagai lukisan dan patung yang menggambarkan Sang Budha duduk bersemedi di atas bunga teratai yang sedang mekar.
 
Sebagai tanaman hias, keindahan dan keanggunan teratai tak perlu diragukan lagi. Tanaman ini bisa berbu­nga beberapa kali dalam setahun, sehingga boleh dibi­lang masa pembungaannya tidak mengenal musim. Pada saat mekar, diameter bunga mencapai 25 cm.
 
Tanaman teratai ada 2 jenis yaitu lotus (Nymphaea pube­scens Willd. ) dan seroja (Nelumbium nelumbo Gaernth. ). Banyak orang mengira bahwa kedua tanaman ini sama, karena bentuk bunga yang memang serupa dan sulit dibedakan. Tetapi sebenarnya ada ciri-ciri tertentu untuk membedakan dan mengenali kedua tanaman ini.
 bbppl-teratai lotus.jpg
Jenis yang pertama, lotus, mempunyai ciri utama batang atau rimpangnya tumbuh tegak dalam air, buahnya pun masak dalam air. Daunnya yang bundar lonjong melipat dan bergerigi pada tepinya serta mengapung di permukaan air. Bunga lotus mekar pada malam hari dan pada umumnya berwarna putih. Akan tetapi, banyak pula dijumpai bunga yang berwarna merah atau merah jambu. Ada satu jenis lotus yang berwarna ungu atau biru lembayung, yang dikenal dengan Nymphaea ca­pensis Thunb. Jenis ini mekar pada siang hari. Di Inggris, tanaman air jenis ini dikenal dengan water lotus.
 
Berbeda dengan lotus, seroja yang dikenal sebagai water lily oleh orang Inggris, mempunyai daun bundar yang disangga oleh tangkai yang sangat panjang. Daun­nya menyembul ke atas permukaan air bagai payung yang bbppl-teratai nelumbo.jpgterbuka dan menjulang tegak seperti daun keladi. Bunga seroja umumnya berwarna merah jambu, jarang yang berwarna putih. Perbedaan lain, buah seroja masak di permukaan air.
 
Potensi tanaman teratai sebagai sayur dan obat sudah dikenal masyarakat Cina sejak ratusan tahun yang silam. Seluruh bagian tanaman , mulai dari akar, umbi, batang, daun, bunga, buah, dan biji, dapat diolah menjadi sayuran dan berkhasiat mengobati penyakit ­penyakit tertentu.
 
Daun teratai banyak mengandung vitamin C dan sering dipakai untuk membungkus makanan yang ditim, seperti nasi tim dan tim ayam, untuk menimbulkan aroma khas teratai. Di samping itu, daun teratai yang telah dibakar dapat digunakan untuk mengobati luka memar dan bisul.
 
Umbi teratai yang menyerupai ubi jalar tetapi ber­lubang-lubang ini banyak mengandung protein, vita­min C, B1, B2, dan asam dasar NH3, yang dapat menghangatkan tubuh serta menghilangkan memar.
 
Sebagai makanan, biji teratai ternyata mengandung protein tinggi, vitamin C, dan senyawa kimia ragi. Oleh karena itulah teratai dipercaya dapat mengembalikan kekuatan tubuh dan memperlancar peredaran darah. Saat ini, di pasar swalayan banyak tersedia umbi kering dan biji teratai yang siap diolah sebagai bahan sup dan makanan ringan (snack).
 
Akar rimpang teratai yang mengandung air, lodoh, dan berasa manis, dapat dimakan setelah direbus atau dipendam dalam abu. Tunas-tunas akar muda, yang banyak mengandung zat pati, dapat diolah menjadi sayuran lezat dan berkhasiat menyembuhkan diare. Sedangkan akar yang agak tua, liat, dan berserabut, air rebusannya bermanfaat untuk melancarkan air seni.
 
Ternyata bukan hanya orang Cina saja yang menge­tahui khasiat tanaman air ini. Penduduk suku Makasar pun sudah lama memanfaatkan teratai sebagai obat bermacam-macam penyakit. Daun mudanya yang masih menggulung dimakan sebagai lalaban mentah, atau dimasak terlebih dahulu. Tangkai daun yang masih muda dapat disayur, sedangkan daun tua yang besar dan berbentuk corong digunakan sebagai pembungkus.
 
Di samping itu, lendir dari irisan tangkai daun dan bunga teratai ini mereka gunakan untuk mengobati mencret dan muntah-muntah yang disertai kejang. Penduduk juga menggunakan air seduhan daun seroja untuk mengobati kuda peliharaan mereka yang sukar mengeluarkan air kencing.
 
Khasiat lain dari tum­buhan ini adalah buah teratai, yang mirip buah karang dan berwarna hijau kekuningan berasa sepat. Hal ini baik sekali sebagai obat datang bulan yang tidak teratur.
 
Tumbuhan teratai mempunyai biji sebesar butiran kacang tanah. Biji-biji itu tersembunyi di dalam iubang­lubang buah yang menyerupai sarang lebah dan diseli­muti kulit yang rasanya sepat. Biji teratai yang tua dan kering dimasak atau disangrai sampai kulitnya pecah. Lalu kita dapat menikmatinya seperti laiknya kacang goreng.
 
Berbeda dengan di Cina, Filipina, dan India. Bangsa Cina membuat bubur dari biji teratai yang telah dikupas dan masih segar, kemudian dicampur dengan gula batu. Bubur ini baik sekali untuk penderita yang baru sembuh dari berak darah, karena bersifat mendinginkan. Di Filipina, biji teratai yang tua dijadikan makanan pula. Bahkan di India, biji yang sudah menjadi tepung itu dibuat roti.
 
Meskipun demikian, sebaiknya kita agak berhati ­hati terhadap lembaga yang terdapat dalam biji teratai sebab mengandung alkoid nelumbine. Jika alkoid ini sampai masuk ke peredaran darah manusia, maka akan menyebabkan kelumpuhan pada sumsum tulang pung­gung dan jantung. Oleh karena itu, sebelum biji teratai diolah, sebaiknya bagian lembaga dibuang terlebih dahulu.
 
Si cantik multiguna ini tidaklah sulit dipelihara, asalkan kita tahu kesukaannya. Teratai menyukai tempat yang bersuhu 20-30oC, cukup air dan sinar matahari, namun tidak banyak angin. Sebagai tanaman hias di kolam, sebaiknya teratai ditanam di kolam yang berair tenang dan tidak mengalir.
 
Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan me­nanam biji, umbi, atau dengan memisahkan anaknya menjadi satu individu baru. Jika penanaman dimaksud­kan untuk memanen hasilnya sebagai sayuran dan bahan obat, sebaiknya bibit biji dan umbi tersebut lang­sung ditanam di dasar kolam atau disemaikan terlebih dulu.
 
Sebelum penana­man dimulai, persiapkan lahan atau kolam yang akan digunakan. Bersih­kan lahan dari rumput dan kotoran, kemudian dipupuk dengan kotoran ayam, kapur dan kalium. Setelah itu bibit dapat langsung ditanam dan kolam diairi. Agar tanaman hias ini tetap cantik, lakukan pemupukan rutin setiap 15 hari dengan pupuk Sulfur Radon Hidrogen (SRnH2) dan kalium. Untuk menghindari pengerutan daun, keropos, bintil kulit daun, dan hama penyakit lain, sebaiknya tanaman disemprot dengan pestisida sistematik.       
 
Teratai sangat potensial untuk dikembangkan sebagai sayuran yang berkhasiat. Agaknya masakan yang dibuat dari tanaman ini, baik sebagai bahan pokok maupun penunjang, sangat disukai dan sesuai dengan lidah masyarakat kita. Terbukti, restoran khusus masakan teratai yang terletak di kawasan Puncak Bogor, tidak pemah sepi pengunjung. Kita dapat memilih aneka masakan teratai, seperti ikan kakap teratai, kang­kung hoplate biji teratai, tumis akar teratai, sup teratai, sup akar teratai, dan sup asam pedas teratai. Di restoran ini juga tersedia es dan sekoteng biji teratai, bahkan jus bunga teratai.
 
Di daerah pedesaan, teratai banyak tumbuh liar di kolam atau rawa. Bila masyarakat di sekitarya mau memberikan sedikit perhatian pada tanaman ini, tentu dapat menambah pendapatan mereka. Mereka dapat membudidayakan tanaman tersebut secara lebih intensif agar memperoleh mutu yang baik. Selanjutnya, petani petani itu dapat menjadi pemasok teratai ke retoran ­restoran, atau mengembangkan usaha serupa yang dike­lola sendiri.

Informasi Teratai Tanaman Air dengan Bunga Mempesona

Teratai merupakan nama umum untuk genus Nymphaea yang merupakan tumbuhan air. Tanaman teratai memiliki ciri khas dengan daun yang mengambang di permukaan air yang tenang. Tanaman teratai pun menghasilkan bunga mempesona yang memiliki warna beraneka ragam.
Di beberapa daerah di Indonesia teratai dikenal dengan beberapa nama yang hampir mirip seperti teratai, dan terate. Dalam bahasa Inggris, bunga dari genus Nymphaea ini dikenal sebagai water-lily atau waterlily.
Terdapat lebih dari 50 jenis (spesies) teratai di dunia yang tersebar mulai dari daerah tropis hingga subtropis. Konon spesies-spesies teratai tropis berasal dari Mesir.
Ciri-ciri. Tanaman teratai tumbuh di permukaan air yang tenang. Tanaman teratai memiliki daun yang tumbuh mengambang di permukaan air. Bunga teratai juga terdapat di permukaan air, bunga dan daun teratai keluar dari tangkai yang berasal dari rizoma yang berada di dalam lumpur pada dasar kolam, sungai atau rawa.
Teratai putih (Nymphaea alba) satu diantara 50-an jenis teratai
Tangkai teratai terdapat di tengah-tengah daun. Daun berbentuk bundar atau bentuk oval yang lebar yang terpotong pada jari-jari menuju ke tangkai. Permukaan daun tidak mengandung lapisan lilin sehingga air yang jatuh ke permukaan daun tidak membentuk butiran air.
Bunga teratai tumbuh pada tangkai yang merupakan perpanjangan dari rimpang. Diameter bunga bergenus Nymphaea
ini antara 5-10 cm.
Ragam Jenis Spesies. Beberapa macam jenis tanaman teratai antara lain:
  • Nymphaea alba – European White Water-lily (teratai putih)
  • Nymphaea amazonum
  • Nymphaea ampla
  • Nymphaea blanda
  • Nymphaea caerulea – Egyptian Blue Water-lily
  • Nymphaea calliantha
  • Nymphaea candida
  • Nymphaea capensis – Cape Blue Water-lily
  • Nymphaea citrina
  • Nymphaea colorata
  • Nymphaea elegans
  • Nymphaea fennica
  • Nymphaea flavovirens
  • Nymphaea gardneriana
  • Nymphaea gigantea – Australian Water-lily
  • Nymphaea heudelotii
  • Nymphaea jamesoniana
  • Nymphaea leibergii – Dwarf Water-lily
  • Nymphaea lotus – Egyptian White Water-lily (Teratai kecil)
  • Nymphaea lotus var. termalis
  • Nymphaeae lutea
  • Nymphaea macrosperma – Native to Australia’s Top End
  • Nymphaea mexicana – Yellow Water-lily
  • Nymphaea micrantha
  • Nymphaea nouchali – Red and blue water lily (Bunga Nasional Sri Lanka)
  • Nymphaea odorata – Fragrant Water-lily
  • Nymphaea pubescens – Hairy water lily (Bunga Nasional Bangladesh)
  • Nymphaea rubra – India Red Water-lily (Teratai merah)
  • Nymphaea rudgeana
  • Nymphaea stellata
  • Nymphaea stuhlmannii
  • Nymphaea sulfurea
  • Nymphaea tetragona – Pygmy Water-lily (Teratai kerdil)
  • Nymphaea thermarum
Manfaat. Tanaman teratai banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Namun selain sebagai tanaman hias, teratai juga memiliki khasiat sebagai tanaman obat-obatan tradisional yang antara lain dapat mengobati penyakit, diare, disentri, keputihan, kanker nasopharynx, demam, insomnia; Hipertensi, muntah darah, mimisan, batuk darah, sakit jantung; Beri-beri, sakit kepala, berak dan kencing darah, anemia, ejakulasi dini.
Teratai Bukan Seroja. Sebagian orang masih sering mencampuradukkan dan menganggap sama antara teratai (genus Nymphaea) dan seroja (genus Nelumbo). Bahkan dulu dianggap berkerabat dekat. Nyatanya keduanya sangat berbeda. Bunga seroja berbeda dengan teratai. Pada Nelumbo, bunga terdapat di atas permukaan air (tidak mengapung), kelopak bersemu merah (teratai berwarna putih hingga kuning), daun berbentuk lingkaran penuh dan rimpangnya biasa dikonsumsi.